Pages

Friday, August 29, 2008

Nama dan Sifat al-Qur'an (2)

2. Al-Kitab

Al-kitab merupakan nama kedua dari Al-Quran Al-karim, nama ini juga banyak disebutkan dalam ayat-ayatnya, selalu diulang dalam surat-suratnya, dan merupakan nama kedua yang terkenal setelah Al-Quran serta sering disebutkan, Al-Kitab merupakan kata yang berarti tertulis, huruf-huruf, kalimat dan ayat-ayatnya terangkai dalam bentuk tulisan dan khot yang rapi…

Dan diantara nama kalamullah yang banyak dikenal adalah dengan dua nama ini Al-Quran dan Al-Kitab, yang berarti penyatuan dan kumpulan, karena Al-Quran berasal dari akar kata "Al-Qiraah" dan "Al-Qaraah" –sebagaimana yang dikatakan oleh Ar-Ragib dalam Mufrodatnya- "yang berarti kumpulan huruf-huruf dan kalimat-kalimat sebagiannya dengan sebagian lain dalam bacaan" [1], sedangkan kata "Al-Kitab" berasal dari akar kata "Al-Kitabah" yang berarti kumpulan huruf-huruf sebagiannya dengan sebagian lain dalam bentuk tulisan…demikian juga dikatakan kumpulan sebagiannya dengan sebagian lain dalam bentuk lafadz. Maka asal kata "Al-Kitabah" adalah susunan dalam bentuk tulisan, namun dipinjam dalam bentuk yang lain yang karena itu kalamullah dinamakan –walaupun tidak tertulis- dengan "kitaban" [2].

Adapun hikmah lain dinamakannya kalamullah dengan dua nama ini : Al-Quran dan Al-ki tab, sebagaimana yang disebutkan oleh DR. Muhammad Abdullah Darraz dalam bukunya "An-nabaul Adzim" yang ringkasannya adalah : "Bahwa Allah SWT menginginkan dari pemberian dua nama ini untuk merealisasikan penggabungan yang erat terhadap firman-firmannya, mengisyaratkan akan terpeliharanya secara sempurna dan mutlak pada setiap surat, ayat-ayatnya, kalimat-kalimatnya dan huruf-hurufnya, sehingga tidak memberikan kebimbangan terhadap diri seorang muslim walaupun hanya sedikit sehingga timbul pertentangan, penyimpangan atau penghapusan dan pengurangan darinya…karena itu Al-Quran benar-benar terpelihara dengan dua cara yang kongkret yang keduanya merupakan cara yang efektif dalam menghafal dan memelihara, yaitu "Al-Qiraah" bacaan dan "Al-Kitabah" tulisan; Maka tidak diterima Al-Quran yang dibaca kalau tidak sesuai dengan mushaf Utsmani yang telah ditulis dan disepakti oleh ijma ulama, dan tidak diterima tulisan ayat-ayat Al-Quran kalau tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw kepada para sahabatnya tentang Al-Quran, mereka membaca –talaqqi- dihadapan beliau, dan Rasulullah membacakan Al-Quran dihadapan mereka"… [3].

Kitab yang telah Allah turunkan kepada Rasulullah saw adalah merupakan kebenaran yang mutlak tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai hidayah bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah SWT :

الم . ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

"Alif Lam Mim, itulah Al-Kitab yang tidak ada keraguan didalamnya, pemberi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa…" (Al-Baqoroh : 1-2)

Merupakan kitab yang mengandung hikmah sebagaimana Al-Quran juga mengandung hikmah :

الر تِلْكَ آَيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ

"Alif Lam Ra, inilah Ayat-ayat Al-kitab yang mengandung hikmah" (Yunus : 1)

Ayat-ayatnya merupakan hukum yang pasti kemudian diberikan penjelasan, dijabarkan dan diterangkan, lalu diberikan kepada manusia untuk diimani oleh mereka

الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آَيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ

"Alif Lam Ra. Inilah dustur Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu". (Hud : 1)

Allah SWT dan Rasul-Nya saw mengabarkan bahwa telah diturunkan kepadanya Al-Quran untuk mengelurakan manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari kedzaliman kufur menuju cahaya iman, dan kitabullah merupakan satu-satunya wasilah –sarana- untuk mengelurkannya dari kegelapan, dan tidak sarana lain selainnya kecuali hanya hayalan, prasangka dan dongengan belaka dan bahkan tidak akan menambah iman kecuali kegelapan.

Allah SWT berfirman :

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

"Alif Lam Ra. Inilah kitab yang Kami turunkan kepadamu –Muhammad saw- agar kamu dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dengan izin Tuhan mereka menuju jalan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (Ibrahim : 1)

Diberitahukan bahwa telah diturunkan kepadanya peringatan dan Al-Kitab sebagi pemberi penjelasan terhadap segala sesuatu dan merincikannya, dan dengan penjelasan ini tampak hidayah –petunjuk- rahmat dan kabar gembira bagi kaum muslimin.

Allah SWT berfirman :

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

"Dan telah Kami turunkan kepadamu Al-Kitab pemberi penjelasan terhadap segala sesuatu, petunjuk rahmat dan kabar gembira untuk keum muslimin (An-Nahl : 89)

dan firman Allah SWT :

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan telah Kami turunkan kepadamu -Al-Quran- pemberi peringatan agar dapat kamu beri penjelasan kepada manusia atas apa yang telah diturunkan kepada mereka agar mereka mau berfikir". (An-Nahl : 44)

Bahkan Allah SWT meringkas akan tujuan diturunkannya Al-Kitab selain sebagai pemberi penjelasan, disamping itu Rasulullah saw dituntut untuk melaksanakan dakwah dan menyampaikannya…

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

"Dan tidaklah Kami turunkan Al-Kitab kecuali untuk memberi penjelasan kepada mereka yang selalu berselisih didalamnya, pemberi petunjuk, rahmat beri kaum yang beriman". (An-Nahl : 64).

Disebutkan dalam 3 ayat yang mulia diatas dalam satu surat –yaitu surat An-Nahl- menejalskan tujuan diturunkan Al-Kitab yaitu untuk menjelaskan dan memberikan penjelasan, memerintahkan kepada Rasulullah saw untuk menyampaikan, sehingga hal ini menunjukkan secara khusus akan masalah ini serta menunjukkan akan satu-satunya surat yang membicarakan hal tersebut –yaitu sebagai surat ni'mat, karena adakah ni'mat yang lebih baik dari ni'mat hidayah dan petunjuk yang memberi penjelasan yang terkandung dalam Al-Quran-…sebagaimana menjelaskan akan sighat ayat-ayat yang mulia dengan menggunakan penjelasan Al-Quran dalam bentuk umum kepada manusia seluruhnya, dan dikhususkan lagi di dalamnya dengan memberikan rahmat, petunjuk dan kabar gembira kepada kaum muslimin saja, karena ketiga hal tersebut sangat berkaitan dengan iman, dan tidak akan didapati jika iman tidak dimiliki.

Allah SWT memrintahkan kepada Rasul-Nya untuk memberikan penjelasan, menyampaikan dan memberikan peringatan kepada manusia dan tidak dibolehkan memberikan keringanan atau kesempitan sedikitpun dalam menerapkannya, karena hal tersebut akan menjadi penghalang baginya dalam melaksanakan kewajiban ini, sehingga tidak ada keluh kesah di dalamnya walaupun umat manusia menentangnya dan membuat kejutan terhadap apa yang mereka tidak duga !!! kenapa Rasulullah saw merasa berat padahal beliau tidak pernah mendapatkan hakekat, nilai-nilai, adat, timbangan, prinsip-prinsip dan arahan-arahan dari manusia, namun semua itu berasal dari Tuhan manusia, dan cukuplah Allah SWT yang menjadi saksi, menjadi pendamping bersamanya, menolongnya, meneguhkan hatinya dan memberinya ganjaran atas segala perbuatannya…

Allah SWT berfirman :

المص. كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلَا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

"Alif Lam Mim Shad. Inilah Al-Kitab yang diturunkan kepadamu, maka jangan hatimu menjadi sempit karenanya, agar kamu dapat memberi peringatan dan pelajaran untuk orang-orang yang beriman". (Al-A'raf : 1-2)

Allah mengabarkan kepada Rasul-Nya saw akan tugas ini, dengan diturunkan kepadanya Al-Kitab sehingga memiliki eksistensi dan misi, dan membuat kehidupan lebih cerah dengannya, menampakkan pengaruh-pengaruhnya dan memetik buahnya, demikianlah –Al-Kitab- yang memiliki hikmah diantara manusia dengan benar..

Allah SWT berfirman :

إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا

"Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Kitab kepadamu dengan benar, agar kamu dapat menentukan hukum diantara manusia dengan apa-apa yang Allah berikan kepadamu…". (An-Nisa : 105)

Allah SWT juga menjelaskan kepada kita sarana yang terkait dengan Al-Kitab al-haq agar dapat merealisasikan eksistensinya secara amali, menjelaskan bahwa yang haq adalah haq sedangkan yang bathil adalah bathil, menuntun umat manusia kepada al-haq, sebagai sarana yang kuat kepada untuk dapat dijaga dan dipelihara, yang dapat menggerakkan pembela kemanusiaan bagi yang menegakkannya dan melaksanakan hukum-hukumnya. tanpa kekuatan ini maka kebenaran hanya sekedar teori jauh dan dari amal di alam realita, lalu berubah menjadi kebenaran yang sia-sia, yang hanya dilakukan oleh para pengecut dan diminimalisir oleh kaum yang lemah, serta diajauhi oleh mereka yang benci !!

Allah SWT berfirman :

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

"Sungguh Kami telah mengutus para Rasul Kami dengan jelas. Dan Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan Mizan –Timbangan- agar dapat menegakkan keadilan diantara manusia, dan Kami juga menurunkan besi, yang didalamnya terdapat mudlorat yang besar dan manfaat untuk manusia, dan agar Allah dapat mengetahui siapa yang menolong-Nya dan para Rasul-Nya dengan ghaib, Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Pekasa". (Al-Hadid : 25).

Al-Quran juga mengisyaratkan akan kewajiban Rasulullah saw untuk mengajarkan umat manusia akan Kitabullah, karena di dalamnya terdapat kisah dakwah nabi Ibrahim, Isma'il AS semenjak zaman yang lampau, Allah memerintahkan kepada keduanya untuk berdoa kepada Allah SWT agar dibangkitkan di tengah umat manusia seorang Rasul yang menmbawa kebaikan, kesucian, cahaya dan petunjuk…

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Ya Tuhan kami, bangkitkanlah ditengah-tengah mereka seorang Rasul dari golongan mereka yang mebecakan ayat-ayat-Mu kepada mereka, mengajarkan Al-Kitab dan hikmah dan mensucikan jiwa mereka, sesungguhnya Engkau Maha Perkasalagi Maha Bijaksana". (Al-Baqoroh : 129).

Allah SWT mengabarkan kepada kita bahwasannya Dia mengabulkan doa dua nabi yang soleh, sebagimana Firman-Nya :

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آَيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

"Sebagaimana Kami telah mengutus ditengah-tengah kalian seorang Rasul dari golongan kalian untuk membacakan kepada kalian ayat-ayat Kami, mensucikan kalian dan mengajarkan Al-Kitab dan hikmah serta mengajarkan apa yang kalian belaum ketahui". (Al-Baqoroh : 151).

Allah juga berfirman menjelaskan akan karunia Rabbaniyah atas kita dengan dibangkitkannya seorang nabi saw, yang mengeluarkan umat ini dengan izin Tuhannya dari kedzaliman kepada cahaya ilahi, dari kesesatan kepada petunjuk, dari kematian kepada kehidupan :

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Sungguh Allah telah memberikan karunia atas orang-orang beriman saat Allah membangkitkan di tengah mereka seorang Rasul dari golongan mereka, membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya dan mensucikan mereka, mengajarkan Al-Kitab dan Hikmah, padahal mereka sebelumnya berada dalam sesat yang nyata". ( Ali Imron : 164)

Kita sebutkan dalam surat Al-Jumuah yang berkaitan dengan hal diatas, berbicara akan hubungan tema surat dan karakteristiknya yang unik, Allah berfirman :

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Dialah –Allah- yang membangkitkan ditengah umat yang ummi seorang Rasul dari golongan mereka membacakan ayat-ayat-Nya mensucikan jiwa mereka dan mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah, padahal mereka sebelumnya dalam keadaan sesat yang nyata". (Al-Jumuah : 2)

Kita perhatikan sighot 3 ayat diatas yang menarik ditelaah, memiliki arahan tarbawiyah yang dalam, seakan dengan 3 ayat ini menunjukkan akan manhaj tarbawi yang baik dan lurus, menyeru kepada para guru, duat, penasehat dan pendidik saat ini, para pembuat konsep dan system pendidikan dan buku-buku ilmiyah untuk meneliti kembali akan isyarat quraniyah ini dengan tinjauan pendidikan…yaitu urutan pendidikan dan pengajaran yang diarahkan oleh Rasulullah saw yang menggunakan "Athof' dengan huruf "al-waw" mengutamakan atsar (pengaruh) dari membuat bangunan, pendahuluan atas tema, benih dan pohon atas buah dan dahan, muqaddimah atas natijah –hasil-, kita ambil dari sini "athof fiil mudhori" dalam firman-Nya : "Membacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya….dan mensucikan mereka…dan mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah.." yang demikian merupakan 3 fase yang berjenjang dan beriringan dan urutan : pertama membaca Al-Quran sebagai pendahuluan, pengisian, persiapan dan mobilisator, kemudian membersihkan jiwa dan mensucikannya dari penyakit, kotoran, kekurangan dan dosa-dosa, dan terkakhir baru memberikan pengajaran yang dapat mencerahkan dan memberikan wawasan.

Praktek ini merupakan hasil keberkahan dari pohon keimanan dan kebersihan jiwa, hasil yang dicapai dari pendahuluan pengajaran yang benar, sebagai hidayah, rahmat, kebaikan dan kebahagiaan bagi para guru, untuk umat dan manusia sekitar mereka…

Allah mensifatkan Kitab-Nya dengan Al-Barakahi, dan menyeru kita untuk memiliki sifat-sifat ini, menapaki ragam keberkahan Al-Quran yang menyeluruh dan universal. Keberkahan tidak bermakna biasa dan dikenal kaum muslimin –walaupun hal tersebut tidak bisa dinafikan dalam Al-Quran yaitu memberi al-barokah- namun yang dimaksud dari Al-barokah dari segi Al-Quran -sebagaimana yang diungkapkan oleh Ar-Rogib Al-Asfahani dalam kitabnya "Al-Mufrodat"- adalah : "Al-barokah adalah kebaikan ilahi yang menyeluruh pada segala hal, dinamakan hal tersebut seperti tetapnya air dalam kolam, dan "al-Mubarok" adalah didalamnya terdapat kebaikan, seperti firman-Nya

لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

"Inilah –kitab- yang memberi peringatan, keberkahan yang telah Kami turunkan". (Al-Anbiya : 50

sebagai peringatan akan banyaknya kebaiakn ilahi.." sampai kepada ungkapan : "…selama kebaikan ilahi mengeluarkan sesuatu yang tidak dapat dirasakan,- yang tidak terhitung dan tidak terbatas, maka dikatakan segala sesuatu yang datang darinya merupakan tambahan yang tidak terasa adalah keberkahan dan didalamnya barakah…" [4]

Maka Kitabullah yang mulia ini memberikan keberkahan dengan segala aspek dan ragamnya, memunculkan penomena keberkahan dan wacana-wacannya, dasar-dasar dan cabang-cabangnya…

Allah berfrman :

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا

"Dan inilah Kitab yang telah Kami turunkan sebagai pemberi berkah, pemberi kebenaran dari hadapannya, dan untuk m emberikan peringatan Ummul Qora dan penduduk sekitarnya…" (Al-An'am : 92)

Dan Firman Allah :

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Dan inillah Al-Kitab yang telah Kami turunkan, maka ikutilah dan bertaqwalah agar kalian mendapat rahmat". (Al-An'am : 155)

Dan Firman Allah :

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

"Kitab yang telah Kami Turunkan kepadamu memberikan barokah, agar mereka mau mentadabburkan ayat-ayt-Nya dan menjadi ingatan bagi ulul albab". (Shad : 29)

Dalam Al-Quran terdapat ayat yang mulia yang membagi umat Islam tiga golongan ketika berinteraksi dengan Al-Quran, padahal mereka telah diwariskan Al-Quran –kitabullah-, namun mereka tidak berada dalam satu tingkatan dalam menerima warisan ini, mereka tidak dalam satu tingkatan dalam mengemban amanah ini –warisan yang mulia-, harta yang berharga, dan barokah yang luas; maka diantara mereka ada yang mendzlalimi diri mereka sendiri dalam berinteraksi dengan kitabullah sehingga mereka kurang dalam menunaikan kewajiban dan selalu melanggar kesalahan, dan diantara mereka ada yang pertengahan, tidak ingin meningkatkan ketaatannya dari kemaksiatan dan sebaliknya, adapun golongan ketiga adalah yang mendapat kemenangan yaitu yang berlomba dalam mengamalkan kebajikan, meningkatkan ketaatan, serta banyak melakukan kebaikan-kebaikan.

Allah berfirman :

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang sangat besar". (Fathir : 32).

Sumber asal: http://www.al-ikhwan.net

Friday, August 22, 2008

Nama dan Sifat al-Qur'an (1)

Sebelum ini kita telah berbahas tentang bagaimana pandangan Nabi saw dan para ulama salaf (para sahabat dan para tabi'in) terhadap al-Qur'an. Yang mana hal itu semua tidak bisa dilakukan kecuali karena interaksi mereka yang intens dan diiringi pemahaman mereka yang mendalam, sehingga dapat memberikan pandangan yang begitu terhadap al-Qur'an.

Karena itu pada kesempatan ini dan kesempatan selanjutnya akan kita bahas tentang nama dan karakteristik Al-Qur'an dan bagaimana kiat kita untuk bisa sukses berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Di dalam al-Qur'anul-Karim banyak disebutkan beberapa nama dan karakteristik Kitabullah (Al-Quran Al-Karim), dan dalam ayat-ayatnya disebutkan juga beberapa sifat dan keistimewaan secara gamblang akan kitab ini; sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap individu dan sosial, memperlihatkan fenomena-fenomena kemuliaan yang mendalam seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya serta para tabi'in dalam berinteraksi dengan Al-Quran, membawa mereka pada kehidupan yang bersih dibawah naungannya.

Sebelum membaca dan mentadabburkan Al-Quran, maka kita mesti mengetahui dan memahami lebih dahulu sifat-sifat dan karakteristik-karakteristik, serta keistimewaan Al-Qur'an, menelaah lebih cermat saat berada dihadapan ayat-ayat yang diungkapkan, mehidupkan dengan segala kemampuan dan perasaan seakan seluruh detik kehidupan kita diserahkan untuknya…

Sesungguhnya Allah SWT mengajarkan kepada kita melalui firman-Nya yang Mulia untuk selalu memperhatikan kehidupan yang penuh berkah di dalamnya, mengarungi kehidupan yang tentram saat berada di bawah naungannya. Karena itu, Allah SWT memaparkan kepada kita beberapa nama-nama, sifat-sifat, karakteristik dan keistimewaan Al-Quran, sehingga kita bisa menerimanya dengan penuh kesadaran, pemahaman, dan optimisme, guna mengenal lebih dekat akan karakteristik, misi, peranan dan risalah Al-Quran itu sendiri. Karena tidak ada seorangpun yang lebih tahu kalam Allah kecuali Allah SWT itu sendiri. Dan karunia Allah atas kita adalah diberikannya pengenalan terhadap Al-Quran, yang merupakan kenikmatan yang terbesar dan sangat berharga, sebagai Rahmat yang tak terkira sehingga kita seharusnya menerimanya dengan menghadapkan wajah kepada Allah dengan pujian dan syukur, ikhlas dan cinta. Menerima secara penuh akan kitab-Nya dengan tadabbur, perasaan, komitmen dan aplikasi. Agar kita dapat merasakan nikmatnya hidup melalui keragaman corak dan fenomena.

Dalam pembahasan ini akan coba kami hadirkan beberapa nama-nama Al-Quran dan karakteristiknya, keistimewaan dan sifat-sifatnya, keutamaan-keuatamaan dan nilai-nilai positif yang terkandung dalam Al-Qur'am, sebgaimana yang termaktub dalam nash-nash dan ayat-ayatnya.

1. Al-Quran

Adapun nama yang pertama yang kita kenal terhadap kitabullah adalah Al-Qur'an, bahkan nama inilah yang banyak disebut dalam ayat-ayat-Nya, sehingga nama ini merupakan nama yang paling masyhur dan dikenal, Allah SWT telah mengkhususkan kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasulullah saw dengan nama ini, dan bahkan tidak diberikan kepada kitab-kitab samawiyah sebelumnya.

Dan kalimat "Al-Quran" berasal dari akar kata "Al-Qiraah" (sebagaimana yang telah disepakati oleh para ulama di bidangnya), dan telah menjadi ciri khusus atas kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, sehingga menjadi ilmu tersendiri.

Imam Ar-Ragib al-asfahani dalam kitabnya "Mufrodatul Quran" menyebutkan pendapat salah seorang ulama "kitab ini disebut "Al-Quran" dihadapan kitab-kitab Allah yang lainnya karena merupakan kumpulan dari intisari kitab-kitab tersebut bahkan merupakan rangkuman dari berbagai macam ilmu" sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman Allah SWT : "-Dengan Al-Quran"- menjelaskan segala sesuatu". (Yusuf : 111) [1]

Dipilihnya nama kitabullah dengan Al-Quran –sebagai nama unggulan dan nama tersendiri- memberikan gambaran yang gamblang akan kewajiban, keistimewaan dan keunggulan umat Islam – sebagai pemelihara Al-Quran akan eksistensinya di tengah umat yang disekitarnya- karena tidak ada yang boleh mengambil sesuatu untuk menjadi manhajul hayah (sistem hidup) selain dari Al-Quran Al-Karim.

Allah menceritakan kronologi awal diturunkannya Al-Quran; yaitu pada bulan Ramadlan Al-Mubarak, dengan Firman-Nya "Bulan Ramadlan adalah bulan di dalamnya diturunkan Al-Quran pemberi petunjuk untuk manusia, pemberi penjelasan akan hidayah itu dan Al-Furqon –pembeda antara yang haq dan bathil-". (Al-baqoroh : 185)

Allah berfirman dalam mensifati Al-Quran : "Qof..Demi Al-Quran yang Mulia" (Qaf : 1) "Shad. Demi Al-Quran yang memberi peringatan" (Shad : 1) begitupun Al-Quran disifatkan dengan kitab berbahasa arab yang nyata –fasih- di dalam Firman Allah : "Kitab yang telah dirincikanm ayat-ayatnya, Al-Quran yang berbahasa arab untuk kaum yang mengetahui". (Fushilat : 3)

Allah menetapkan bahwa Al-Quran adalah kitab yang mudah diingat –dihapal- bagi siapa yang ingin mengingat dan mengahapalnya, dan bagi siapa yang berinteraksi dengannya dengan hati yang hidup dan terbuka- Alalh SWT berfirman : "Sungguh Kami telah jadikan Al-Quran mudah diingat, maka adakah orang yang mengingatnya". (Al-Qomar : 17)

Sebagaimana pula Allah menjelaskan bahwa dalam Al-Quran telah disebutkan dari setiap sesuatu permisalan agar manusia mau berfikir atau mengingatnya namun mereka lalai dari permisalan ini bahkan ada yang membangkang darinya, dan memilih hidup dalam kebimbangan, kufur dan linglung. Allah berfirman : "Sungguh telah berikan untuk manusia didalam Al-Quran permisalan dari sesuatu, maka kebanyakan manusia enggan sehingga mereka menjadi kufur" (Al-Isra : 89)

Allah mengajarkan kepada kita bahwa mereka -orang-orang kafir- tidak suka mendengar bacaan Al-Quran, dan setiap Rasulullah saw membaca Al-Quran maka penghalang yang tinggi dan tirai yang tebal menutupi antaranya dan orang-orang kafir, hijab ini diumpamakan dalam tutup yang terletak didalam hati, mulut dan telinga, sehingga tidak bisa menghayati dan mentadabburkan kalam Allah. Karena itu mereka akan berpaling dari orang yang membaca kalamullah, pergi dan lari darinya, Allah SWT berfirman : "Dan jika Engkau membacakan Al-Quran kepada mereka, Kami jadikan antaramu dan orang-oran gyang tidak beriman hijab diakhirat. Dan Kami jadikan hati mereka tertutup dari memahami Al-Quran, telinga mereka tuli. Dan jika engkau ingatkan Tuhanmu kepada mereka dalam Al-Quran maka mereka akan berpaling dan meniggalkan kamu jauh-jauh." (Al-Isra : 45-46)

Allah juga menyeru kepada kita untuk bersemangat dalam membaca Al-Quran, selalu siap dengan persiapan khusus, menghadapkan wajah kepada Allah, memohon perlindungan kepada-Nya dari godaan syetan, agar doa ini menjadi wasilah suatu kemudahan dalam mentadabburkan Al-Quran, Allah berfirman : "Maka jika engkau hendak membaca Al-Quran, mohonlah perlindungan dari godaan syetan yang terkutuk". (An-Nahl : 98)

Allah juga meminta kepada kita untuk memliki adab yang baik terhadap Al-Quran, saat kita mendengar alunan ayat yang dibaca, maka kita wajib mendengar dengan sepenuh jiwa, membuka pintu-pintu hati agar dapat memiliki hubungan dan interaksi yang baik dengannya. Bedakan antara mendengar dan mendengarkan, karena mendengar hanyalah sekedar sampainya suara ke telinga, namun kadangkala hanya sekedar mendengar tanpa disengaja. Adapun mendengarkan berarti mengikut sertakan indra dan seluruh pensendian –anggota tubuh- yang lain seperti telinga untuk berinteraksi, tadabbur, talaqqi dan konsentrasi. Allah SWT berfirman : "Maka jika dibacakan Al-Quran maka dengarkanlah bacaan itu dan diamlah –heninglah- agar kalian mendapat Rahmat". (Al-A'raf : 204).

Allah juga menjelaskan pengaruh yang sangat besar akan tunduknya gunung yang besar –saat diberikan amanah kepadanya- dan berinteraksi dengannya, menampakkan fenomena yang sangat dahsyat dan menakjubkan, Allah berfirman : "Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah, dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir". (Al-Hasyr : 21) dan Firman-Nya : "Dan sekiranya ada suatu bacaan )kitab suci) yang dengan bacaan itu gunun-gunung dapat digoncangkan atau bumi menjadi terbelah atau oleh karenaya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara (tentu Al-Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah". (Ar-Ra'ad : 31)

Allah telah memerintahkan kepada kita untuk mentadabburkan Al-Quran, bersimpuh di hadapannya untuk menelaah ayat-ayat-Nya, mengkaji akan wahyu-wahyu-Nya, arahan-arahan-nya, nilai-nilai dan hakekat-hakekat-nya, sehingga mampu menghilangkan penyakit yang ada pada dua telapak tangan yang dapat menjadi penghalang antara kita dengan tadabbur ini, menghilangkan penyakit yang selalu mengganjal kita saat ingin mengamalkannya, sehingga sirna penyakit tersebut atau hilang secara keseluruhan yaitu tertutupnya hati yang sering menjadi penghalang masuknya cahaya hidayah, kebaikan dan kehidupan, adapun penutup itu adalah syahwat, maksiat dan cinta kepada dunia; sehingga hati sibuk dengan itu semua dan tidak ada tempat yang cukup untuk bisa mentadabbutkan, mendapat hidayah dan cahaya iman. Allah berfirman : "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci ?". (Muhammad : 24)

Allah memberi petunjuk agar kita menjadikan tadabbur sebagai wasilah (sarana) bukan tujuan, tidak sambil melakukan pekerjaan dan sibuk karenanya; sesuai dengan tujuan yang didambakan, yaitu bertambahnya Iman, tisqoh dan yakin terhadap Kalamullah, memperhatikan rangkaian kalimat-kalimatnya, hubungan kesesuaian, dan memahami misi dan tujuannya serta menemukan hakekat-hakekat dan ketentuan-ketantuannya. Allah SWT berfirman : "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya ". (An-Nisa : 83)

Allah telah menganugrahkan kepada kita dengan memberikan kabar bahwa jika kita berinteraksi, membaca dan mentadabburkan Al-Quran, akan mendapatkan hidayah yang dapat membimbing ke jalan yang lurus, cahaya yang menerangi, obat yang ampuh. Karena Al-Quran adalah hidayah untuk individu dan jamaah, cahaya bagi seluruh aspek kehiduoan baik individu dan sosial, obat bagi segala penyakit umat. Allah berfirman : "Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepda (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal soleh behwa bagi mereka ada pahala yang besar" (Al-Isra : 9) dan Firman Allah "Dan Kami turunkan Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepda orang-orang yang zalim selain kerugian" (Al-Isra : 82)

Maha Benar Allah ketika mensifati kitab-Nya dengan sifat bijaksana, yaitu sifat yang agung yang tidak diberikan kepada siapapun kecuali orang yang berakal !! kita diharapkan dapat berinteraksi dengan Al-Quran sesuai dengan kehendak Allah, hidup di bawah naungannya yang sesuai dengan manhaj –sistem- Allah, kita telaah sebagian sisi hikmah dalam Al-Quran yang agung dan mulia ! Allah berfirman : "Yasin, Demi Al-Quran yang memiliki hikmah". (Yasin : 1-2)

Allah mencela orang-orang kafir yang membagi-bagi Al-Quran, memberikan sifatnya secara bathil –guna menghalangi manusia untuk beriman kepada Al-Quran- mereka berkata : sihir, sya'ir, dukun –mantera-…, celaan ini diberikan kepada Yahudi dan Nasrani yang membagi-bagi kitab-kitab samawiyah beberapa bagian, mereka beriman kepada sebagiannya dan mengingkari sebagian lainnya, karena menuruti hawa nafsu mereka. Kita juga berpendapat bahwa celaan tersebut juga ditujukan kepada orang-orang beriman yang membagi-bagi dan memilah-milah Al-Quran, mengambil sebagian dan membuang yang lainnya, menampakkan sebagian dan menyembunyikan sebagian lainnya, beriman kepada satu bidang dan mengingkari sebagian lainnya !! Allah berfirman : "Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (kitab Allah). (Yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Quran terbagi-bagi". (Al-Hijr : 90-91) makna : "'dilin disini adalah membagi-bagi, kadang mereka berkata dukun –mantera, kadang dongengan orang dahulu dan lain-lainnya seperti yang mereka sifatkan. [2]

Allah mendokumentasikan pengaduan Rasulullah saw kepada Tuhannya tentang orang-orang kafir yang menentang Al-Quran dan acuh terhadapnya. Allah berfirman : "Dan Rasulullah saw berkata : "Ya Tuhanku Sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran sesuatu yang diacuhkan". (Al-Furqon : 30)

Bahkan Allah juga mendokumentasikan akan uslub-cara- dari orang-orang kafir dalam menghadapi Al-Quran; berusaha memerangi dan memusuhi, usaha yang begitu gencar dengan mengerahkan segala potensi, berusaha meredupkan cahaya Al-Qur'an dan menguasainya. Sungguh sangat jauh, sungguh sangat hina, apa yang mereka usahakan dan mereka lakukan !! sesungghnya mereka pindah dari cara yang buruk yang mengisyaratkan akan kekalahan mereka secara internal di hadapan Al-Quran, tekanan jiwa dan pengakuan mereka dihadapan hakekat-hakekatnya –yang terpelihara dan terjaga- dengan kelemahan mereka dalam mengahadapinya dan kegagalan memerangi Al-Qur'an. Mereka meminta kepada para umat yang tertipu dan terpedaya serta lalai agar tidak mendengar bacaan Al-Quran dengan seksama, dan menggantinya sebagai sebuah permainan, teriakan, kebisingan, sekedar alat komunikasi, tarik suara secara berlebihan, kelalaian dan main-main, keangkuhan, suara cempreng dan lain-lain. Allah berfirman : "Dan berkata orang-orang kafir : "Janganlah kalian mendengarkan dan menyimak ayat-ayat Al-Quran ini, dan batalkanlah –hukum-hukumnya agar kalian dapat menga;ahkan mereka" (Fushilat : 26)

Sumber asal: http://www.al-ikhwan.net

Friday, August 15, 2008

Al-Qur'an Di Mata Para Tabi'in

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada kurun sahabatku, kemudian setelah kurun mereka (tabiin), kemudian setelah kurun mereka (tabiit tabiin)…" (HR. Al-Haris bin Abi Usamah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya).

Secara praktek memang hampir sulit membedakan antara dua masa salafus shalih, masa sahabat dan masa tabi'in, karena begitu dekat jaraknya antara zaman tabi'in dengan masa nabi Muhammad saw, namun secara ilmiyah dan historis, kita dapat menemukan akan perbedaan yang detail dan gamblang antara dua periode tersebut, karena dengan meninggalnya nabi saw telah menjadi batasan secara ilmiyah akan awal masa sahabat, sehingga umat yang hidup pada masa itu dianggap bahagiaan dari masa tabi'in, terutama mereka-mereka yang menjadi murid pada sahabat, menimba ilmu dari mereka; baik ilmu Al-Quran (tafsir) ataupun Sunnah.

Sedangkan dari sisi sejarah juga dapat ditemukan akan perbedaan dua masa tersebut, yaitu sejak meninggalnya sahabat nabi saw. Namun dapat kita simpulkan disini bahwa masa keemasan Islam itu terdapat pada ini juga, seperti yang telah disampaikan oleh nabi dalam hadits yang tertera di atas.

Adapun yang dimaksud dengan tabi'in adalah orang-orang beriman yang tidak bertemu dengan Nabi Muhammad saw, akan tetapi bertemu dan belajar agama Islam dengan Sahabat-Sahabat Nabi Muhammad saw.

Diantara para tabi'in yang terkenal pada masanya adalah mereka yang telah banyak menimba ilmu dari para sahabat. Hal itu terjadi karena semasa hidupnya para sahabat tidak tinggal diam, namun terus berdakwah menyampaikan apa yang telah didapat, dilihat dan didengar dari nabi mereka. Sehingga tidak salah kalau diantara mereka banyak mendirikan madrasah tafsir; seperti

1. Madrasah Mekkah yang dipimpin oleh Abdullah bin Abbas.

2. Madrasah Madinah yang dipimpin oleh Ubay bin Ka'ab.

3. Madrasah Kufah, Iraq yang dipimpin oleh Abdullah bin Mas'ud.

Ibnu Taimiyah berkata: "Adapun tafsir, yang paling memahaminya adalah penduduk Makkah, karena mereka adalah murid dari Abdullah bin Abbas, seperti Mujahid, Atho bin Abi Rabah, Ikrimah maula Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Thawus, dan ulama tabi'in lainnya. Begitupun penduduk Kufah dari murid imam Abdullah bin Mas'ud seperti Al-qamah bin Qais, Masruq, AL-Aswad bin Zaid, Murrah Al-Hamdani, 'Amir As-Sya'bi, Al-Hasan Al-Basri dan Qatadah bin Da'amah As-sudusi serta ulama tabi'in lainnya, dan ulama penduduk Madinah, murid dari imam Ubay bin Ka'ab, seperti Zaid bin Aslam, Abdurrahman dan Abdullah bin Wahab, dan ulama tabi'in lainnya". (Lihat Tafsir wal mufassirun: jil. 1 hal 101)

Dan dari tiga madrasah itulah para tabi'in menimba ilmu dari para sahabat dimana mereka tinggal, terutama ilmu yang berkaitan dengan tafsir dan hadtis nabi saw, dan mereka mendapatkan riwayat hadits nabi langsung dari lisan para sahabat, menerima penjabaran tafsir Al-Quran sehingga setelah itu mereka menjadi ulama tafsir dan hadits terkemuka. dan dari merekalah tersebar ilmu-ilmu tafsir, ilmu hadits dan ilmu-ilmu lainnya, walaupun pada masa saat itu ilmu-ilmu yang disampaikan belum dibukukan namun hanya disampaikan melalui talaqqi dan tadris saja.

Dan secara histori interaksi mereka terhadap Al-Quran begitu intens, sehingga dengan pemahaman mereka terhadap Al-Quran menjadikan dunia cerah dan mampu mempertahankan posisi mereka sebagai sebaik-baik zaman dan abad sebagaimana yang disabdakan oleh nabi saw sebelumnya.

Adapun pandangan mereka terhadap kitab Al-Quran adalah sebagai berikut:

1. Al-Fudhoil bin Iyadl berkata : "Selayaknya bagi para penghapal Al-Quran tidak membutuhkan kepada seorangpun dari penguasa dan orang yang berada dibawah mereka, namun hendaknya merekalah yang membutuhkan kepadanya". Beliau juga berkata : "Para penghafal Al-Quran adalah para pembawa panji Islam, tidak layak bagi mereka ikut lalai bersama orang yang lalai, lupa bersama orang yang lupa, tidak sesat bersama orang yang sesat, demi mengagungkan Al-Quran…" (At-Tibyan 28-29, dan Ihya Ulumuddin : 1 : 499)

2. Ibrahim Al-Khowash –disebutkan namanya Ibrahim An-Nak'I- berkata : "Obat hati ada lima : membaca Al-Quran dan mentadabburkannya, mengosongkan perut, qiyamullail, memohon ampun di waktu sahur dan duduk bersama para shalihin".

3. Al-A'masy berkata : "Ketika saya masuk kerumah Ibrahim (An-Nakh'I) yang sedang membaca Mushaf, namun ada seseorang meminta izin kepadanya maka belaiupun menutup mushafnya !! dan dia berkata : Tidak seorangpun saya melihat seseorang membaca Al-Quran setiap saat kecuali anda". Dari Abu Al-'Aliyah berkata : Saat duduk bersama sahabat Rasulullah saw maka seorang dari mereka berkata : Semalam saya membaca Al-Quran segini…, mereka berkata : ini adalah nasibmu-ganjaran- darinya". Seakan-akan tidak ada ganjaran lain dari sisi Allah, karena meminta pujian dari manusia, karena itu dia mengambilkan upah sebagai pujian dari manusia. (At-Tibyan : 60)

4. Dari Thowus berkata : "Sebaik-baik manusia yang indah bacaan Al-Quran adalah yang lebih takut kepada Allah". (Fadoil Al-Quran, Ibnu Katsir : 36)

5. Abu Abdurrahman bin Habib As-Sulmi Al-Kufi telah pensiun dari mengajarkan Al-Quran kepada manusia semenjak Utsman menjadi khalifah sampai musim haji tiba…mereka berkata; bahwa batas beliau mengajarkan Al-Quran selama 70 tahun". (Fadail Al-Quran : 40)

6. Ad-Dhohak bin Muzahim berkata : "Tidak ada seoranpun yang belajar Al-Quran lalu dia melupakannya kecuali akan menerima dosa, karena Allah SWT berfirman : "Tidak ada musibah yang menipa seseorang kecuali karena ulah mereka sendiri". (Asy-Syura : 30) karena sesungguhnya melupakan Al-Quran adalah merupakan musibah terbesar".

7. Ibnu Abu Al-Jawari menyebutkan : "Saat kami datang menghadap Fudhoil bin Iyadl beliau sedang berjamaah, lalu kami berdiri di depan pintu dan tidak diizinkan masuk, akhirnya sebagian dari kami berkata : jika beliau menginginkan sesuatu maka akan kami persilahkan dari kami membaca Al-Quran ! maka kamipun memerintahkan salah seorang membaca Al-Quran lalu iapun membaca, maka muncullah suara memerintahkan kami ke dalam, maka kamipun berkata : Assalamua 'alaika warahmatullah, beliau menjawab : Wa'alikumussalam. Kami berkata kepadany a: Bagaimana keadaan anda wahai Abu Ali, dan keadaanmu ? baliau menjawab : Berkat Allah SWT dalam keadaan sehat, dan diantara ada yang sakit, dan sesungguhnya tidak ada diantara kalian yang menimpanya dalam Islam, sungguh kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami akan kemabli ! bukan begini kami menuntut ilmu, namun kami datang kepada guru dan kami menyangka kami tidak berhak duduk bersama mereka, maka kami duduk ditempat lain dan menjadi pendengar, jika ada penjelasan terhadap suatu hadits maka kami bertanya kepada mereka pengulangannya dan kami ikat –hapal- terus, namun kalian ingin menuntut ilmu karena kebodohan, dan kalian telah menyia-nyiakan Kitabullah, seandainya kalian menerapkan Kitabullah maka kalian mendapati didalamnya Syifa –penyembuh yang ampuh- sesuai dengan keinginan kalian. Kami berkata : Kami telah belajar Al-Quran ! beliau berkata : Kalian belajar Al-Quran hanyalah sekedar kesibukan untuk menghabiskan umur kalian dan anak-anak kalian. Apa maksudnya wahai Abu Ali ? beliau berkata : kalian jangan belajar Al-Quran sampai kalian memahami I'rabnya, muhkam dari mutasyabihnya, naskh dari mansukhnya, jika kalian telah mengetahui hal tersebut maka tidak perlu kalian mendengar ucapan Fudhoil dan Ibnu uyainah". (Al-Qurtubi : 1 : 23)

8. Mujahid berkata : "Makhluk yang paling dicintai Allah adalah orang yang mengamalkan apa yang telah Allah turunkan - Al-Quran-". (Al-Qurtubi 1 : 26)

9. Al-Hasan Al-Basri berkata : "Demi Allah, tidak pernah Allah menurunkan ayat kecuali Dia akan cinta kepada seseorang yang mengajarkan apa yang telah diturunkan dan memahami maksud yang terkandung didalamnya". (Ihya Ulumuddin : 1 : 1 : 499)

10. Abu Sulaiman Ad-Darami berkata : "Az-Zabaniyah akan lebih cepat menuju kepada para penghafal Al-Quran yang berbuat maksiat kepada Allah dari mereka ketimbang orang yang menyembah berhala…" (Ihya ulumuddin : 1 : 499)

11. Al-Hasan Al-Basri berkata : "Sesungguhnya kalian menjadikan Al-Quran beberapa fase, sedangkan dimalam harinya kalian jadikan satu kumpulan, kalian mengendarainya namun kalian jadikan beberapa etape..padahal umat sebelum kalian memandangnya surat-surat dari Tuhan mereka, mereka mentadabburkannya di malam hari dan mengamalkannya disiang hari". (Al-Ihya : 1 : 500)

12. Malik bin Dinar berkata : "Apa yang telah Al-Quran tanamkan di dalam hati kalian wahai para penghafal Al-Quran ? sesungguhnya Al-Quran adalah seperempat orang beriman, sebagaimana hujan bagian dari seperempatnya bumi…

13. Qatadah berkata : "Tidak duduk seseorang belajar Al-Quran kecuali baginya penambahan dan atasnya kekurangan. Allah SWT berfirman : "Dan Kami turunkan Al-Quran yang terdapat didalamnya Penyembuh dan Rahmat bagi orang-orang beriman dan tidak akan bertambah bagi orang-orang yang dzalim kecuali kerugian". (Al-Isra : 82)

14. Tsabit Al-Banani berkata : "Al-Quran direngkuh selama 20 tahun kemudian memberikan kenikmatan selama 20 tahun pula". (Al-Ihya : 1 : 522)

15. Berkata Mujahid dalam menafsirkan Firman Allah : "Meraka membaca Al-Quran dengan penuh kesungguhan". (Al-Baqarah : 121) Mereka mengamalkan Al-Quran dengan benar".

16. Al-Hasan Al-Basri berkata : "Sesungguhnya Al-Quran dapat dibaca oleh seorang hamba dan anak kecil yang mereka tidak mengetahui cara membacanya…tidak bisa mentadabburkan Al-Quran kecuali hanya mengikuti, tidak bisa menghafal huruf-hurufnya dan batasan-batasannya…sampai salah seorang dari mereka berkata : Saya telah membaca Al-Quran seluruhnya dan tidak ada yang tertinggal satu hurufpun. Padahal demi Allah dia telah menggugurkan seluruhnya, Al-Quran tidak dia aplikasikan dalam prilaku dan amalnya..yang lainnya berkata saya telah membaca Al-Quran dengan satu nafas ! Demi Allah mereka bukanlah orang membaca Al-Quran, bukan para ulama, para pemimpin dan ahli waro, ketika muncul para huffadz seperti demikian, maka Allah tidak akan mengembangbiakkan orang seperti itu…". (Az-Zuhd : 274)

17. Qatadah berkata dalam menafsirkan firman Allah : "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna". (Al-Mu'minun : 3) Telah datang kepada mereka Al-Quran, demi Allah merupakan perintah dari Allah, mereka tidak pernah terjerumus dalam kebatilan, maksudnya adalah mereka berusaha menghindar dan menjauhi". (Az-Zuhd : 276)

Sumber asal: http://www.al-ikhwan.net

Monday, August 11, 2008

Infaq kepada 2 Akhawat

Salam,
Bagi ikhwah dan akhawat yang ingin menyumbang, boleh juga terus bank-in ke akaun ana sebagai Bendahari di:

CIMB ISLAMIC : 0116-0000614-20-4

Atas nama ana : MOHAMED SEROLEH OSMAN

Kalau dah bank-in, sila mesej kat ana jumlah yg antum sumbangkan supaya ana boleh audit jumlahnya. (019-7242377 / 017-7447305). Semoga amalan kita yang sedikit ini di redhai-Nya. Jazakumullahu khairan.

Untuk Ukhti Hamizah

Assalamu`alaikum....kepada semua sahabat, memohon jasa baik untuk baca yasin, solat hajat dan berdoa kepada ukhti Hamizah yang sekarang berada pada tahap bahaya di ICU kerana jangkitan pada paru-paru...Semoga Allah permudahkan segalanya...InsyaAllah

Sunday, August 10, 2008

Musibah 2 RE Akhawat

InnaliLlahi wa inna ilayhi raaji'un... Baru dapat mesej dari BY; "2 orang Rakan Exco JPSM tlibat dgn musibah (kmlgn motor di UTM). Norhanan meninggal dunia. Hamizah patah kaki n berada di HSA. Sebarkan kpd yang lain." Mintak yang akhawat doakan dan ziarah mereka, dan yang ikhwah doakan... Mungkin kita boleh buka derma kilat?

Maklumat lanjut akan diberitahu kemudian.

Friday, August 8, 2008

Al-Qur'an Di Mata Para Sahabat RasuluLlah

Ketika dakwah yang diemban oleh Rasulullah saw berhasil ditancapkan di semenanjung arab, terutama di dua kota al-haram (kota Mekkah dan Madinah) dalam kurun waktu yang singkat, dengan dinaungi Al-Quran, akhirnya mampu melahirkan satu generasi manusia, generasi –yang menurut bahasa Sayyid Qutb- yang unik; generasi sahabat Rasulullah SAW, Ridhwanullahi alaihim, yaitu suatu generasi yang paling istimewa di dalam sejarah Islam dan di dalam sejarah kemanusiaan seluruhnya.

Sebuah Generasi yang tidak akan pernah muncul kembali sesudahnya, sekalipun ada namun segolongan besar manusia, di satu waktu dan satu tempat yang tertentu seperti yang telah muncul di era awal dakwah.

Generasi yang lahir dengan fakta dan realita nyata bukan sekedar dongengan dan khayalan, mereka hidup dalam satu lingkungan dan komunitas yang benar-benar nyata bukan sekedar cerita dan bualan belaka. Kisah mereka sangatlah terang seterang sinar matahari di siang hari. Generasi yang kelak menjadi contoh dan tauladan sepanjang masa, sehingga dengan itu semua kita perlu memperhatikan dan merenungkannya dan menyelami rahasia dibalik keberhasilan mereka menjadi generasi yang unik.

Sebenarnya sumber pokok yang membuat generasi pertama menjadi generasi unik adalah Al-Quran, hanya Al-Quran yang menjadi sumber panduan, perjalanan hidup dan prilaku mereka. walaupun bukan berarti pada saat itu umat manusia di zaman itu tidak memiliki kebudayaan, tidak memiliki peradaban dan tidak punya buku karangan!

Karena kebudayaan Romawi sebagai Negara adi daya saat itu, buku-buku dan undang-undangnya dijadikan kiblat dan panduan hidup oleh orang-orang Eropa. Peradaban Yunani (Greek), falsafah dan kebudayaannya, yang juga masih menjadi sumber pemikiran Barat hingga sekarang, bahkan juga ada peradaban Persia yang kebudayaannya, keseniannya, sajaknya, syair dan dongengnya, serta kepercayaan dan sistem perundangannya menjadi acuan, serta peradaban dan kebudayaan lainnya, seperti India, China dan lain-lainnya.

Romawi dan Persia berada di sekeliling semenanjung Arab, baik di utara maupun di selatan, ditambah lagi oleh agama Yahudi dan Nasrani yang telah lama berada di tengah-tengah semenanjung arab.

Adanya Kitabullah (Al-Quran) merupakan "planning" yang telah ditentukan dan diprogram oleh Allah untuk mengubah peradaban yang telah gagal menuntun manusia pada hidayah Allah. Dan diutusnya Rasulullah saw sebagai nabi akhir zaman guna menjelaskan maksud diturunkannya Al-Quran kepada mereka; membentuk satu generasi yang bersih hatinya, bersih pemikirannya, bersih pandangan hidupnya, bersih perasaannya, dan mumi jalan hidupnya dari segala unsur yang yang bertolak belakang dengan Al-Quranul Karim.

Dan subhanallah dalam waktu 23 tahun generasi sahabat-sahabat berhasil mengubah cara pandang, gaya hidup dan prilaku ketingkat yang lebih tinggi dan mulia, mereka dengan senang hati menerima Al-Quran, menghafal dan mengamalkannya dalam segala gerak-gerik dan prilaku mereka sehari-hari, menjadi sumber yang tunggal dan panduan semata. Oleh kerana itulah generasi itu telah berhasil membentuk sejarah gemilang di zamannya.

Para sahabat Rasulullah di dalam generasi pertama itu tidak mendekatkan diri mereka dengan Al-Quran dengan tujuan mencari pelajaran dan bacaan belaka, bukan juga dengan tujuan mencari hiburan dan pelipur lara. Tiada seorang pun dari mereka yang belajar Al-Quran dengan tujuan menambah bekal dan bahan ilmu semata-mata untuk ilmu dan bukan juga dengan maksud menambah bahan ilmu dan akademi untuk mengisi dada mereka saja. Namun mereka mempelajari Al-Quran itu dengan maksud hendak belajar bagaimanakah arahan dan perintah Allah dalam urusan hidup peribadinya dan hidup bermasyarakat. Mereka belajar untuk dilaksanakan "sami'na wa 'ata'na, seperti seorang perajurit yang siap menerima "ruh al-istijabah" dan membuka dada untuk selalu mengambil arahan yang turun.

Ruhul istijabah yang hanya mau menerima sepuluh ayat saja dan tidak mau menambahnya sehingga benar-benar dapat dihafal dan dilaksanakan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud r.a. Perasaan inilah perasaan belajar untuk melaksanakan, yang telah menambah luasnya lapangan hidup mereka, menambah luasnya ma'rifat dan pengalaman mereka dari ajaran Al-Quran.

Perasaan belajar untuk melaksanakan ini juga yang telah memudahkan mereka bekerja dan meringankan beban mereka yang berat, kerana Al-Quran telah menjadi hati, menjadi daging dan darah mereka. Perasaan yang telah tertanam dalam jiwa mereka hingga meresap menjadi panduan dalam gerak dan melahirkan pelajaran yang memotivasi aktivitas, pelajaran yang bukan sekedar teori yang hanya bersarang di dalam otak kepala manusia atau tertulis di halaman kertas namun menjadi kenyataan yang melahirkan kesan dan peristiwa yang mengubah garisan hidup.

Bagaimanakah pandangan para sahabat nabi terhadap Al-Quran, mari kita simak penuturan mereka:

1. Ali bin Abi Thalib dalam memberikan sifat Al-Quran : "Dia adalah kitabullah, didalamnya terdapat kabar –berita- orang-orang sebelum kalian, dan orang-orang setelah kalian, pemberi hukum diantara kalian, dia adalah pemisah yang tidak pernah main-main, barangsiapa yang meninggalkannya karena angkuh maka Allah akan membinasakannya, dan bagi siapa yang mencari hidayah selainya maka Allah akan menyesatkannya, Al-Quran adalah Tali Allah yang erat, Al-Quran adalah pemberi peringatan yang bijaksana, Al-Quran adalah jalan lurus, Al-Quran adalah kitab yang tidak akan melencengkan hawa nafsu, menyimpangkan lisan, dan memberikan kepuasan para ulama, tidak menciptakan keraguan dan tidak akan habis keajaiban-keajaiban yang terkandung didalamnya… Al-Quran adalah kitab yang tidak pernah bosan didengar oleh bangsa Jin sehingga mereka berkata : "Sungguh kami telah mendengar Al-Quran yang menakjubkan, memberi petunjuk ke jalan yang lurus maka kami beriman kepadanya". (Surat Al- jin : 1-2). Barangsiapa yang berkata dengannya akan benar, yang mengamalkannya akan mendapat ganjaran, yang berhukum dengannya akan adil dan yang menyeru kepadanya akan dapat petunjuk kejalan yang lurus…"

2. Abdullah bin Abbas berkata : Allah mengumpulkan dalam Kitab ini ilmu –pengetahuan- para pendahulu dan sekarang, ilmu yang telah terjadi dan akan terjadi, ilmu tentang Sang Pencipta, perintah-Nya dan Ciptaan-Nya…" (Jami Al-Usul : 8 : 464-465)

3. Diriwayatkan oleh Amir bin Wailah bahwa Nafi' bin Abdul Harits bertemu dengan Umar di Asfan –saat itu Umar mengangkatnya menjadi Imam di Mekkah- beliau berkata : "Siapa yang menjadi imam pada penduduk dusun ? dia berkata : Ibnu Ibzi … beliau berkata : Siapa Ibnu Ibzi ? dia berkata : salah satu pemimpin dari pemimpin kami ! beliau berkata : anda telah mengangkat atas mereka seorang pemimpin ? dia berkata : dia adalah seorang qori –hafidz- kitabullah, dia adalah alim dalam ilmu Faraidl, Umar berkata : adapun Nabi kalian bersabda : "Sesungguhnya Allah telah mengangkat suatu kaum dengan Kitab ini dan menghinakan kaum lainnya.." ( Jami' Al-Usul : 8 : 507)

4. Diriwayatkan oleh Abu Al-Aswad Ad-Duuli berkata : Abu Musa Al-Asy'ari diutus kepada para huffadz kota Basrah, maka menemui 300 orang yang telah hafal Al-Quran, maka beliau berkata : kalian adalah umat yang dipilih dari kota Basrah, menghafal Al-Quran karena itu bacalah dengan baik dan janganlah memanjang-manjangkan bacaan sehingga hati kalian menjadi keras seperti umat sebelum kalian.." (Jami Al-Usul : 2 : 452)

5. Aisyah –RA- berkata : "Abu Bakar jika membaca Al-Quran selalu menangis baik dalam sholat atau lainnya. Beliau juaga berkata : "Al-Quran lebih mulia daripada hilangnya akal manusia…". (Jami Al-Usul : 2 : 466-467)

6. Asma binti Abu Bakar –RA- berkata : "Tidak ada seorangpun dari salafussolih tidak tergerak dan merasakan kenikmatan saat membaca Al-Quran, namun mereka selalu menangis dan bergetar kemudian kulit dan hati mereka lunak dengan menyebut nama Allah". (Jami Al-Usul : 2 : 467)

7. Hudzaifah bin Al-Yaman berkata : "Wahai sekalian para huffadzul Quran, beristiqomahlah kalian karena kalian telah melangkah lebih jauh, jika kalian mengambil jalan kanan lalu kekiri maka sesungguhnya kalian telah tersesat dalam kesesatan yang jauh". (Jami Al-Usul : 2 : 471)

8. Ibnu Abbas berkata : "Para penghafal Al-Quran merupakan para pendamping majlis Umar dan musyawarah, orang tua dan kalangan muda". (At-Tibyan fi Adab Hamlatil Al-Quran, Imam Nawawi : 11)

9. Berkata Al-Hasan bin Ali : "sesungguhnya umat sebelum kalian memandang Al-Quran sebagai surat dari Tuhan mereka, mereka mendatabburkannya di malam hari dan mencarinya disiang hari –mempelajarinya-." (At-Tibyan : 28)

10. Sekelompok manusia dari Yaman menghadap Abu Bakar Ash-Shiddiq, mereka membaca Al-Quran sambil menangis, maka Abu Bakar berkata : begitulah kami dahulu. (At-Tibyan : 28).

11. Seseorang berkata kepada Abdullah bin Mas'ud : "Saya membaca Al-Quran –surat al-mufashol- pada rakaat pertama –al-mufashol adalah surat-surat pendek dalam Al-Quran mulai dari surat Al-Hujurat hingga An-Naas, dinamakan demikian karena banyaknya pemisahan antara surat dengan basmalah- maka Ibnu Mas'ud berkata kepadanya : Demikianlah, demikianlah Syair, sesungguhnya sebagian kaum ada yang membaca Al-Quran tidak sampai tenggorokan mereka, seandainya masuk kedalam hati maka akan bersih hatinya dan bermanfaat". (At-Tibyan : 49)

12. Abdullah bin Mas'ud berkata : "Seorang hamba tidak akan ditanya akan dirinya kecuali Al-Quran, jika dia mencintainya maka Allah dan Rasul-Nya akan cinta kepadanya, namun jika ia murka kepadanya maka Allah dan Rasul-Nya akan murka juga kepadanya…" (Fadhail Al-Quran, Imam Ibnu Katsir : 6)

13. Abdullah bin Mas'ud berkata tentang sebagian surat yang mulia dan selalu dibacanya dengan melagukannya, yaitu surat : Al-Isro, Al-Kahfi, Maryam, Thoha, Al-Anbiya, sesungguhnya kesemuanya itu merupakan punggung utama dan merupakan taladi". (Fadhail Al-Quran : 25)

14. Ibnu Abbas berkata : "Sekiranya para penghafal Al-Quran mengambilny adengan benar dan yang layak baginya maka Allah akan cinta kepada mereka, namun sebagian mereka banyak yang mencari dunia sehingga Allah murka kepada mereka dan menghinakannya dihadapan manusia". (Tafsir Al-Qurtubi : 1 :20)

15. Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata : "Tidak layak bagi penghafal Al-Quran masuk ke dalam lingkaran orang yang lalai, tidak ikut bodoh bersama orang-orang yang bodoh, namun memiliki sifat pemaaf dan melebarkan tangan melalui kebenaran Al-Quran, karena di dalam mulutnya ada kalam Allah". (Al-Qurtubi : 1 : 21)

16. Dari Abdullah bin Mas'ud berkata : "Sesungguhnya pada awal kami sangat sulit Al-Quran namun mudah bagi kami mengamalkannya, namun umat setelah kami mudah bagi mereka menghafal Al-Quran namun sulit bagi mereka untuk mengamalknnya". (Al-Qurtubi : 1 : 40)

17. Abdullah bin Mas'ud berkata : "Jika kalian menginginkan ilmu maka carilah Al-Quran karena didalamnya terdapat ilmu umat dahulu dan mendatang". (Ihya Ulumuddin : 1 : 498)

18. Anas bin Malik berkata : "Betapa banyak orang yang membaca Al-Quran namun Al-Quran melaknatnya". (Al-Ihya : 1 : 499)

19. Abdullah bin Umar bin Al-Khattab berkata : "Kami hidup pada zaman yang panjang dan diantara kami ada yang diberi iman lebih dahulu sebelum Al-Quran, lalu turunlah surat kepada nabi Muhammad saw hingga bisa belajar yang halal dan haram, perintah dan larangan, apa yang seharusnya dilakukan dari sisinya, namun ada sebagain kalian seperti yang saya lihat yang diberi lebih Al-Quran sebelum iman, dia membaca antara surat Al-Fatihah hingga akhir namun tidak memahami mana perintah dan larangan, dan apa yang seharusnya dia lakukan darinya…? (Al-Ihya : 1 : 500)

20. Utsman bin Affan dan Hudzaifah bin Al-Yaman berkata : "Seandainya hati-hati itu bersih maka tidak akan pernah merasa puas dalam membaca Al-Quran". (Al-Ihya : 1 " 522)

21. Abdullah bin Mas'ud berkata : "Sesungguhnya Al-Quran itu merupakan tempat pendidikan dari Allah barangsiapa yang masuk ke dalamnya maka ia akan aman." (AZ-Zuhud, ibnu Al-Mubarak : 272)

22. Abu Hurairah berkata : "Rumah yang dibacakan didalamnya Kitabullah maka akan berlimpahlah kebaikan dan didatangi para Malaikat serta syetan akan keluar darinya..sedangkan rumah yang tidak pernah dibacakan didalmnya Kitabullah maka penghuninya akan merasa sempit, sedikit kebaikannya, syetan akan singgah didalamnya sedangkan para malaikat akan keluar.." (Az-Zuhud, Ibnu Al-Mubarak : 273)

23. Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata : "Barangsiapa yang membaca Al-Quran maka derajatnya akan setara dengan kenabian namun dia tidak diberi wahyu, dan barangsiapa yang membaca Al-Quran lalu dia melihat salah seorang dari makhluk Allah yang diberikan lebih baik maka sungguh ia telah menghinakan kebesaran Allah, dan besar dosa dalam menghina Allah, tidak layak begi penghafal Al-Quran tidak mengetahui apa yang tidak diketahui oleh manusia, tidak membatasi dirinya dari mereka yang membatasi dirinya, namun hendaknya mau memaafkan dan melebarkan tangan." (Az-Zuhud : 275-276)

Sumber asal: http://www.al-ikhwan.net

Sunday, August 3, 2008

Al-Qur'an di Mata RasuluLlah

Al-Qur'an yang mulia adalah kitab yang menakjubkan dan penuh dengan mukjizat; menakjubkan dalam sifat-sifat dan karakteristiknya, kaya akan nilai-nilai dan petunjuknya, berlimpah akan isi dan hakekat-hakekatnya, berharga akan nash-nashnya dan taujihatnya, kuat dalam memaparkan tujuan dan misinya, aktual dalam menjalankan misi dan risalahnya, aplikatif dalam peranan dan pengaruhnya.

Mukjizat yang sarat dengan konsep dan petunjuknya, kontinyu dalam memberi nilai-nilai positif, memberi secara berkesinambungan dan sesuatu yang baru, yang dapat diterima oleh kaum muslimin disepanjang sejarah Islam hingga mereka mendapati didalamnya apa yang mereka inginkan untuk dijadikan bekal dalam mengarungi hidup di dunia dan menggapai keridloan Allah swt dengan membaca dan mentadabburinya serta berinteraksi dengannya dan menelaah nash-nashnya, mereka bahkan menafsirkan –dalam mengambil- ayat-ayatnya, menjelaskan syariat-syariat yang terkandung didalamnya, mengambil taujihat-taujihatnya, mengambil inti-inti dari dalamnya, dan memetik intisarinya.

Para ulama, para mufassirin dan para mutadabbirin –penelaah- mengambil ini semua isi Al-Quran di sepanjang zaman dan abad –tahun- dan mendokumentasikannya pada setiap masa, hingga Al-Quran tetap utuh memberikan sesuatu yang positif, nilai-nilainya sangat berharga yang tidak akan habis meskipun banyak orang telah mengambilnya, air yang segar mengalir deras dan tidak akan surut walau benyak yang meminumnya, naungannya yang begitu luas dan lapang yang tidak akan hilang walaupun orang berduyun-duyun menggunakannya. Cahayanya bersinar terang tidak akan padam, sedangkan risalah dan misi yang dibawanya selalu mengalami pembaharuan hingga datang abad ke 20 dan bahkan setelahnya hingga alam seluruhnya hancur !!!

Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib dalam memberikan sifat Al-Quran : "Dia adalah kitabullah, didalamnya terdapat kabar –berita- orang-orang sebelum kalian, dan orang-orang setelah kalian, pemberi hukum diantara kalian, dia adalah pemisah yang tidak pernah main-main, barangsiapa yang meninggalkannya karena angkuh maka Allah akan membinasakannya, dan bagi siapa yang mencari hidayah selainya maka Allah akan menyesatkannya, Al-Quran adalah Tali Allah yang erat, Al-Quran adalah pemberi peringatan yang bijaksana, Al-Quran adalah jalan lurus, Al-Quran adalah kitab yang tidak akan melencengkan hawa nafsu, menyimpangkan lisan, dan memberikan kepuasan para ulama, tidak menciptakan keraguan dan tidak akan habis keajaiban-keajaiban yang terkandung didalamnya… Al-Quran adalah kitab yang tidak pernah bosan didengar oleh bangsa Jin sehingga mereka berkata : "Sungguh kami telah mendengar Al-Quran yang menakjubkan, memberi petunjuk ke jalan yang lurus maka kami beriman kepadanya". (Surat Al- jin : 1-2). Barangsiapa yang berkata dengannya akan benar, yang mengamalkannya akan mendapat ganjaran, yang berhukum dengannya akan adil dan yang menyeru kepadanya akan dapat petunjuk kejalan yang lurus".

Al-Quran tidak akan pernah memberikan kepuasan kepada para ulama, dan tidak akan habis keajaiban-keajaibannya, ibarat lautan yang dalam dan tidak diketahui batas kedalamannya, namun semakin diselami kedalaman lautan maka akan ditemukan banyak barang yang bernilai tinggi dan mahal harganya. Para ulama dengan keragaman ilmu dan pengetahuan serta kebudayaan mereka pasti akan menerima dan memetik nilai-nilai yang banyak darinya, bahkan mereka tidak akan pernah merasa puas dan selesai mencari ilmu yang terkandung didalamnya, semakin diselami Al-Qur'an maka akan semakin didapati banyak pelajaran, nilai-nilai, hikmah, arahan dan petunjuk-petunjuknya serta lain-lainnya. etapa banyak nilai-nilai yang telah mereka dokumentasikan, mengeluarkan kandungannya, namun Al-Quran tetap masih memberi dan memberi, bahkan terus menyeru kepada para pecinta yang lainnya untuk ikut mengambil seperti yang dilakukan oleh para pendahulunya, mencari nilai-nilai yang terkandung dan mendokumentasikannya.

Seorang Mu'min saat mentadabburkan dan berinteraksi dengan Al-Quran dengan baik dan benar, menelaah apa yang terkandung didalamnya akan nilai-nilai, petunjuk dan ajaran-ajarannya. Jika dibandingkan dengan para pendahulu mereka, maka akan dijumpai banyak inovasi dan inspirasi sehingga dapat memperbaiki persepesi yang salah terhadap orang-orang yang berkeinginan menutup pintu tadabbur terhadap Al-Quran dan berinteraksi dengannya.

Pintu interpretasi –menafsirkan- Al-Quran tidak akan pernah tertutup, luasnya lahan tafsir tidak akan pernah habis, bahkan umat manusia dipanjang zaman akan terus membutuhkan kepada penafsiran baru terhadap Al-Quran yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami di zaman mereka, menyelesaikan problema yang dihadapi masyarakat, menjawab segala syubhat baru yang disebarkan oleh musuh-musuhnya, mempererat tali silaturrahim umat Islam dengan Al-Quran dan memperbaiki hubungan diantara mereka dan kehidupan mereka.

Kita dizaman modern saat ini lebih membutuhkan kepada Al-Quran, membaca dan mentadabburkannya, memahami dan menafsirkannya, hidup dan berinteraksi dengannya, mengeluarkan nilai-nilai yang berharga darinya, bergerak dengannya, berjihad melawan musuh dengannya, mengislah diri kita dan masyarakat melalui hidayahnya, menegakkan manhaj-manhaj hidup kita dengan panji-panji, system dan taujihat-taujihatnya. Karena saat ini merupakan zaman yang banyak kesesatannya seperti yang telah disebarkan tiga golongan sesat –yahudi, nasrani dan musyrik- terhadap umat manusia, dan melubangi garis pertahanan utama, menguasai tempat-tempat penting didalam akal, hati, masyarakat dan kehidupan umat manusia, sehingga jalan akhirnya adalah harus kembali kepada Al-Quran dan menerimanya untuk menghadapi musuh dan berjihad melawan mereka dengan petunjuknya.

Kita yang saat ini hidup dizaman yang penuh dengan kebobrokan dan penyakit, hampir terjerumus kelembah apinya, kita telah diuji oleh Allah untuk menghadapi musuh-musuhnya, diuji untuk tegak berdiri di medan pertempuran bersama mereka, menambal segala kebocoran yang terjadi ditengah mereka, memberikan kepada kita menjadi prajurit dan penerusnya, pengmban amanah dan pemerhati terhadap Al-Quran. Kita berharap Allah menolong kita dari ujian ini, memberikan kebehasilan dan taufik dimedan ini, teguh dan tegar menuju kemenangan disegala pertempuran, mengharap ganjaran dan pahala di dunia serta surga dihari kiamat.

Allah dengan karunia-Nya telah menganugrahkan kepada kita untuk menelaah Al-Quran dengan cara mentadabburkannya, memahaminya dan menafsirkannya, walaupun sebagai usaha yang masih terbatas, kurang dan sedikit, namun kita memohon kepada Allah yang Maha Esa untuk selalu hidup dibawah naungan Al-Quran, selalu bersamanya dalam mengarungi perjalanan yang indah dan menyenangkan, berusaha merengkuh darinya nilai-nilai yang berharga, meneguk telaga yang jernih, menggunakan kunci-kunci yang bermanfaat lagi baik, agar bisa berinteraksi dengan Al-Quran, mendapatkan sentuhan-sentuhannya dan hidup dibawah naungannya.

Rasulullah saw memberikan Al-Quran beberapa sifat dengan benar sebagaimana yang diisyaratkan dalam hadits-haditsnya yang menunjukkan sebagian karakteristik, keutamaan dan keistimewaan Al-Quran, menyebutkan beberapa pengaruh-pengaruhnya dan misinya dalam kehidupan, menjelaskan kedudukan para sahabat, pemerhati, perealisasi dan penyeru Al-Quran di dunia dan di akhirat.

Kalam Rasulullah saw tentang Al-Quran merupakan kalam yang baik, dicintai dan selalu mengandung ilmu, dikenal akan keistimewaannya, karakteristiknya, peranannya dan misinya, karena Al-Quran diturunkan kepadanya, sehingga beliaulah yang lebih faham diantara manusia akan kalamullah - Al-Quran-, lebih banyak pengalamannya, karena itu bertolak belakang dari sifat-sifat ini terhadap ucapan dan perkataannya, dan karena itu pula ucapannya tentang Al-Quran merupakan warna khusus, dalil yang istimewa dan wahyu tersendiri.

Kami hadirkan disini beberapa hadits shohih Rasulullah saw bagian pertama tentang bagaimana berinteraksi dengan Al-Qur'an bagian pertama, -mudah-mudahan akan dapat kita lanjutkan lagi bagian-bagian lainnya- tentang pandangan nabi saw. terhadap Al-Quran, sehingga -dengan pemaparan ini- niscaya semakin menambah pengenalan kita tentang karakteristik, sifat, keistimewaan, keutamaan, misi dan tujuan Al-Quran.

1. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Turmudzi dan Abu Daud dari Utsman bin Affan ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya".

2. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim, Turmudzi, Nasa'I dan Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy'ari ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : "Perumpamaan orang mu'min yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah : baunya wangi dan rasanya enak –manis-, dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Quran seperti buah Tamr –Korma- tidak memiliki bau namun rasanya manis, dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti Raihanah –parfum- baunya wangi namun rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti buah handzolah : tidak ada bau dan rasanya pahit…"

3. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari ra. berkata: Rasulullah saw bersabda : "Berjanjilah untuk mengamalkan Al-Quran ini, demi jiwa Muhammad yang berada digenggamannya yang demikian lebih besar dosanya jika dilupakan dari seekor unta yang kehilangan akalnya".

4. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim dan Nasa'i dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya perumpamaan penghapal Al-Quran seperti pemilik seekor unta yang ditambatkan, jika dia mengikatnya maka dia tidak akan lepas dan pergi, namun jika dia melepas ikatannya maka dia akan pergi…" dan ditambahkan oleh imam Muslim : "Dan jika penghapal Al-Quran membaca dan menikmati kandungannya, maka dia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepadanya".

5. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Aisyah ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : "Bagi siapa yang membaca Al-Quran dengan mahir maka ganjarannya akan didudukkan bersama para malaikat yang mulia dan baik, dan bagi siapa yang membaca Al-Quran namun terbata-bata didalamnya dan terasa berat atasnya maka baginya dua ganjaran".

6. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Umamah ra. berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : "Bacalah kalian Al-Quran karena sesungguhnya ia akan datang datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada yang membaca".

7. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An-Nawas bin Sam'an berkata : Saya mendengar ra. Rasulullah saw bersabda : "Akan didatangkan pada hari Kiamat dengan Al-Quran dan orang-oarng yang mengamalkannya di dunia terutama –yang mengamalkan- surat Al-Baqoroh dan Ali Imron yang akan memberi hujjah –pembelaan- bagi pembaca dan mengamalkannya".

8. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum melalui Kitab ini –Al-Quran- dan merendahkan yanglainnya..".

9. Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra. dari Nabi saw bersabda : "Akan dikataktan kepada siapa yang membaca Al-Quran : Bacalah dan lemah lembutnya, bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu dengan yang lainnya terdapat pada satu ayat yang kamu baca…".

10. Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Abdullah bin Mas'ud berkata ra. Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah -Al-Quran- maka baginya satu ganjaran, dan satu ganjaran akan dilipat gandakan sepuluh kali, Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, namun Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf…".

11. Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Abdullah bin Abbas ra. berkata Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya orang yang dimulutnya tidak ada sedikitpun dari ayat-ayat Al-Quran seperti rumah yang kosong".

12. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. dari Nabi saw bersabda : "Tidak boleh ada Hasad –dengki- kecuali pada dua hal : kepada seseorang yang diberi oleh Allah Al-Quran lalu ia mengamalkannya sepanjang malam dan siang hari, dan kepada seseorang yang Allah anugrahkan kepanya harta dan ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang hari…".

13. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : "…Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di dalah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah –Al-Quran-, dan saling mengajarkannya diantara mereka kecuali turun ditengah-tengah mereka ketentraman, dinaungi rahmat dan dikelillingi para malaikat serta Allah SWT menyebut-nyebut mereka kepada siapa yang berada disisinya".

14. Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Imron bin Hasin ra. bahwasannya saat dia melewati orang yang sedang membaca Al-Quran kemudian meminta ganjaran dari manusia, maka Imron menggelengkan kepala –atau dia berkata : Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun –Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali, dan berkata lagi ; saya mendengar Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa yang membaca Al-Quran maka hendaknya dia mengharap ganjaran dari Allah, maka sesungguhnya akan datang suatu kaum yang mereka membaca Al-Quran lalu meminta upah kepada manusia kecuali akan dihinakan".

15. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Jair bin Abdullah ra. berkata : ketika kami pergi bersama Rasulullah saw sambil membaca Al-Quran dan ditengah-tengah kami ada orang arab dan 'ajam -non arab- maka Rasulullah saw bersabda : "Bacalah Al-Quran, karena semuanya banyak mengandung kebaikan. Dan akan datang suatu kaum mereka membacanya seperti Al-Qodh tergesa-gesa namun tidak berlambat-lambat –tartil-…".

16. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Jundub bin Abdullah ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : "Bacalah Al-Quran apa-apa yang dapat menyatukan hati kalian, namun jika kalian berselisih maka luruskanlah darinya". Dan banyak lagi hadits-hadits nabi saw tentang pandangan nabi saw. terhadap Al-Quran.

Demikianlah pandangan Rasulullah saw tentang Al-Qur'an, mengandung banyak hikmah dan mauidzah untuk memotivasi kita berpegang teguh kepada Al-Quran, dengan membaca, mentadabburkan, menghafal dan mengamalkan Al-Quran. Karena Al-Quran merupakan sumber kekuatan dan izzah umat Islam yang tidak dapat ditandingi oleh kitab manapun. Bahkan orang kafir sendiri begitu faham akan sumber kekuatan dan izzah ini, sehingga secara gamblang Allah swt. mengungkapkan akan pengakuan mereka agar bisa mengalahkan umat Islam secara menyeluruh; Allah berfirman : "Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka". (Fushilat : 26)

Sumber asal: http://www.al-ikhwan.net

Selamat Datang!

Assalamu'alaykum,

Ini adalah post permulaan buat site Kelab Iqra' UTM yang baru ini. Sebelum ini kami berada di suatu tempat yagn dihost oleh bravehost. Namun site tersebut agak bermasalah, jadi kami memutuskan untuk berpindah ke sini. Jadi selamat bersama-sama dengan kami di dalam perkembangan pelaksanaan prorgam kami dan selamat mengikuti penulisan-penulisan kami di sini.

iLaL LiQa'
WaLlahu a'lam!

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin
Jika ada sebarang pertanyaan, masalah, aduan, cadangan, dan apa-apa sahaja yang perlu mendapatkan maklumat, kefahaman, tindakan atau apa-apa yang lanjut berkaitan dengan kami, bolehlah menghubungi kami secara terus di:
iqra[titik]utm[di]gmail[titik]com
Pihak kami akan mencuba membalas dengan sesegera mungkin. Segala kerjasama dan bantuan dari pihak anda amatlah kami hargai!